'''Setan''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: شيطان, ''Shaitan''), seperti yang diketahui dalam agama [[Islam]], [[Kristen]] dan [[Yahudi]], asalnya adalah salah satu golongan seperti [[Malaikat]] yang kuat beribadah. Walau bagaimanapun, menurut Islam, Setan diciptakan dari api oleh [[Allah]] dan juga dikatakan berasal dari golongan [[Jin]] sebelum dipilih menjadi [[Malaikat]]. Menurut [[Kristen]], Setan adalah malaikat yang diusir dari [[Surga]]. Ini membedakannya dari malaikat-malaikat lain. Disebabkan karena mereka menentang perintah [[Allah]], dia diusir dari golongan malaikat dan dari [[Surga]], kerana ingkar akan perintah [[Allah]] untuk bersujud kepada Nabi Adam sebagai penghormatan sebagai ciptaan-Nya yang mulia.
== Setan menurut Islam ==
Menurut agama Islam, [[Tuhan]] meletakkan taraf manusia lebih tinggi daripada makhluk-makhluk yang lain kerana mereka diberikan akal, terutama untuk membandingkan mana yang buruk dan mana yang baik. Setan membangkang pada manusia ciptaan Tuhan dan menolak untuk bersujud di hadapan [[Nabi Adam|Adam]] seperti yang dilakukan oleh para malaikat lain. Tuhan bertanya kepada Setan: "Apakah yang mencegahmu untuk bersujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?" Setan menjawab: "Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia. Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya (menciptakan Adam) dari lumpur." Ini menunjukkan bahwa Setan merasa dirinya lebih bertaraf tinggi dari Adam kerana dia diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari tanah, yang dianggap tidak bersih dan rapuh. Setan berjanji dan berkata di hadapan [[Tuhan]], [[Nabi Adam]] dan para malaikat bahwa dia akan membinasakan Adam dan seluruh keturunannya (yaitu golongan manusia) sampai hari [[Akhirat]] kelak. [[Allah]] bersabda bahwa manusia yang mengikuti perintah-Nya tidak akan dibinasakan oleh Setan, tetapi yang mengikuti Setan akan turut dibinasakan dan disiksa di [[api]] [[neraka]] pada hari [[Akhirat]]. Setan juga yang memyebabkan [[Nabi Adam]] dan isterinya [[Siti Hawa]] dikeluarkan dari [[Surga]], walaupun mereka telah diampuni oleh [[Allah]].
'''[[Ibnu Katsir]]''' menyatakan bahwa setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127). Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith (hal. 1071).
Yang mendukung pendapat ini adalah surat Al-An’am ayat 112:
''“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) [[manusia]] dan (dari jenis) [[jin]], sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).”'' (Al-An’am: 112)
(Dalam ayat ini) Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan. (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar