Jumat, 12 Maret 2010

Takut kepada Alloh

== Dalil Al Qur'an Tentang Keutamaan & Keagungan Tauhid ==
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: ''"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu''" (QS An Nahl: 36)

''"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan"'' (QS At Taubah: 31)

''"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)"'' (QS Az Zumar: 2-3)

''"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus''" (QS Al Bayinah: 5)

Kehidupan setelah mati

== kehidupan manusia dan jin ==
Dalam fase kehidupan, manusia dan jin telah dan akan melewati beberapa alam kehidupan, kemudian didalam alam terakhir-lah yang dianggap sebagai kehidupan alam yang abadi (kekal). Menurut [[syariat Islam]], alam tersebut diantaranya adalah:
* '''[[Arwah|Alam Ruh]]''', alam dimana sebelum jasad manusia dan jin diciptakan.
* '''[[Rahim (anatomi)|Alam Rahim]]''', alam kandungan ibu tempat menyempurnakan jasad manusia dan penentuan [[kadar]] nasib kita didunia seperti hidup, rezeki, kapan dan dimana kita meninggal.
* '''[[Dunia|Alam Dunia]]''', alam tempat ujian bagi manusia, siapakah diantara mereka yang paling baik amalannya.
* '''[[Barzakh|Alam Kubur]]''', alam tempat menyimpan amal manusia, di alam ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur.
* '''[[Akhirat|Alam Akhirat]]''', alam tempat pembalasan amal-amal seluruh makhluk-Nya, di alam ini Allah menentukan keputusan dua tempat untuk manusia, apakah ia akan menghuni surga atau menghuni neraka.

Rahasia Alloh

== Rahasia Allah ==
Tentang datangnya hari Kiamat, menurut [[syariat Islam]] maka tidak ada seorang pun yang mengetahui, baik [[malaikat]], [[nabi]], maupun [[rasul]], masalah ini adalah perkara yang ghaib dan hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat [[Al-Qur'an]] dan [[hadits]] Muhammad yang shahih. Allah berfirman:

''Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'' (Al-A’raaf: 187)}}
Juga dalam firman-Nya:

''Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzaab: 63)}}

Muhammad pernah ditanya oleh Malaikat [[Jibril]] yang datang dalam wujud seorang Arab Badui, kemudian Jibril bertanya tentang kapan akan terjadinya hari kiamat, Jibril bertanya:
"Kabarkanlah kepadaku, kapan terjadi Kiamat?" Kemudian Muhammad menjawab: "Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya."Hadits shahih riwayat Muslim (no. 2, 3, 4 , 8, 9 dan 10.), Abu Dawud (no. 4605, 4697), at-Tirmidzi (no. 2610), Ibnu Majah (no. 63) dan Ahmad (I/52).Hadits riwayat Bukhari no. 50.

Meskipun waktu terjadinya hari Kiamat tidak ada yang mengetahuinya, akan tetapi Allah memberitahukan kepada Rasul-Nya tentang tanda-tanda Kiamat tersebut. Kemudian Muhammad menyampaikan kepada ummatnya tentang tanda-tanda Kiamat. Para ulama membaginya menjadi dua:
* '''Tanda-tanda kecil'''
* ''' Tanda-tanda besar'''.

Muhammad telah bersabda,” Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan dipasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak hasil perzinahan, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang dimasjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq”.

Beberapa hadist lain juga menjelaskan tentang datangnya hari kiamat ini, hari kiamat tidak akan terjadi sebelum [[bangsa Arab]] dipimpin oleh seseorang dari keluarga Muhammad dan memiliki nama yang sama.Dari [[Abdullah bin Mas’ud]] berkata, Rasulullah bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” Hadits riwayat [[Imam Ahmad]].

Dikatakan pula dalam banyak hadits-hadits, menunjukkan bahwa peradaban besar yang telah menciptakan kekuatan dan senjata dahsyat akan hilang. Dugaan kuat adalah habisnya sumber daya alam dan mereka akan saling bertempur dan hancur. Kemudian manusia akan kembali seperti semula, berperang diatas kuda dengan menggunakan [[pedang]], [[tombak]], [[tameng]], [[zirah]] dan sejenisnya.

Minggu, 07 Maret 2010

Hakikat Jin

Jin merupakan makhluk halus yang boleh berubah bentuk.
'''Rujukan''':
*Sebahagian [[ulama]] menyifatkan jin sebagai :
"Dan adapun jin, maka iaitu jisim-jisim halus, sebangsa hawa, yang boleh beubah-ubah bentuk yang berlainan dan dapat nyata daripadanya perbuatan-perbuatan yang aneh"

Perkataan disebut jin kerana ''ijtinan'' iaitu tertutup dari perlihatan manusia sepertimana keadaan perasaan [[hati]] (''jinan'') pada manusia. Makhluk ini tidak boleh dilihat oleh manusia kecuali kepada orang yang mempunyai ilmu [[kasyaf]].
'''Rujukan'''
* Surah ar-rahman : ayat 15
"Dan [[Allah]] menciptakan jin dari kobaran api"
* Surah al-a'raf : ayat 27
"...sesungguhnya dia dan pengikutnya melihat kamu, dari sesuatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka..."

Mereka menjadi sebahagian penghuni di bumi bersama-sama dengan manusia.
*'''Istilah''':
**Kata Tunggal : ''jinni''
**Jamak : ''jannun / jinnatun''

Umat [[islam]] mengakui kewujudan jin dan menyakini bahawa [[Allah]] mengutus [[Nabi Muhammad]] s.a.w kepada mereka. Menurut Imam al-Asy'ari dalam kitab ''Maqalat Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah'', jin mampu merasuk ke dalam manusia.
'''Rujukan'''
* Surah al-baqarah : ayat 275
"Orang-orang yang makan (mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan sperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila..."

Sungguhpun begitu, ada sesetengah orang sering sekali berkerjasama dengan jin dalam hal pembuatan [[azimat]] ataupun [[mantera]]-mantera walaupun bertentangan dengan keimanan dan menjurus kepada kemusyrikan.

Kisah sulaiman dengan jin dan binatang

Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki berbagai keistimewaan, termasuk mampu berbicara, memahami dan memberi arahan terhadap jin dan hewan sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata.”

Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, beliau coba mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.

Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.

Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak merelakan beliau melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman.
Absyalum mau mendapatkan tahta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.

Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga kerana dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.

Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah. Ia juga dapat menundukkan jin, angin dan burung, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan.

Firman Allah bermaksud: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpan antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”

Jin Ifrit

'''Ifrit''', [bahasa Arab]''Ifrīt'': عفريت, [[jamak]] ''Afārīt'': عفاريت), adalah sejenis [[jin]] yang [[Daftar orang yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebut dalam al-Qur'an]]. Ifrit disebutkan dalam [[surah An-Naml]] [27]:39-40:
:Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya." Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Jumat, 05 Maret 2010

Hukum~Hukum Alloh

Undang-undang atau '''Hukum-hukum Allah''' adalah intisari dari [[Kitabullah]] atau [[Al-Qur'an]]. Para [[Rasul]] diutus untuk menegakkan hukum-hukum/undang-undang [[Allah]].
*Q.S. 9:33 "Dialah Allah yang mengutus rasulNya dengan huda/petunjuk dan Din/Undang-undang/hukum yang benar, untuk dimenangkanNya atas undang-undang/hukum yang lain (buatan manusia), walaupun orang-orang [[musyrik]] tidak menyukai."
*Q.S. 3:19 Undang-undang yang diridhai di sisi Allah adalah [[Islam]]
*Q.S. 5:50 Hukum Allah vs [[Hukum Jahiliyah]] atau produk manusia
*Q.S. 5:44,45,47 [[Kafir]], [[zalim]], [[fasik]] jika tidak berhukum dengan hukum Allah
*24:1-2 Wajib menjalankan hukum-hukum Allah
*28: 85 Wajib menjalankan hukum-hukum Allah
*42:13 Perintah untuk menegakkan undang-undang/hukum/syari'at Allah

Jin bag 2

=== Jin dapat mengubah Bentuk ===

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum [[Quraisy]] sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi [[Muhammad SAW]] di [[Makkah]].
Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48]).

Jin

== Jin dalam Islam ==

''“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).''

Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.

Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.

:''“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”(QS Al-A’raf 7:27]).


Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.

Dalam ayat lain Allah mempertegas:
: ''“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman 55:15)''. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
:''“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).''

Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: ''“Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” ([[HR Bukhari]]).''

=== Jin dapat mengubah Bentuk ===

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum [[Quraisy]] sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi [[Muhammad SAW]] di [[Makkah]].
Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48]).

=== Jin dapat beranak-pinak ===

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).

=== Habitat para Jin ===

Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.

Tempat yang paling disenangi jin adalah [[WC]]. Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin) perempuan.” ([[HR At-Turmudzi]]).

Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang [[sihir]] ([[Paranormal]]).

Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na’uzu billah min zaalik!

=== Qarin ===
: ''Artikel utama: [[Qarin]]''

Yang dimaksud dengan [[qarin]] dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya. Allah berfirman, artinya: {{cquote|''Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh… (QS Qaaf 50:27).}}

Manusia dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:
:''Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW. “Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).''

Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia {{cquote|''Sesungguhnya ia dan pengikut-peng

Iman

== Islam ==
Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam [[Al-Qur'an|al-Quran]], di antaranya dalam [[surah At-Taubah|Surah At-Taubah]] ayat 62 yang bermaksud: "Dia ([[Muhammad]]) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman."
Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul.
Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.

Definisi Iman berdasarkan [[hadist]] merupakan tambatan [[hati]] yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan.
Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang didalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

Para [[imam]] dan [[ulama]] telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam [[Ali bin Abi Talib]]: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." [[Aisyah]] r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam [[al-Ghazali]] menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Iman

== Islam ==
Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam [[Al-Qur'an|al-Quran]], di antaranya dalam [[surah At-Taubah|Surah At-Taubah]] ayat 62 yang bermaksud: "Dia ([[Muhammad]]) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman."
Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul.
Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.

Definisi Iman berdasarkan [[hadist]] merupakan tambatan [[hati]] yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan.
Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang didalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

Para [[imam]] dan [[ulama]] telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam [[Ali bin Abi Talib]]: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." [[Aisyah]] r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam [[al-Ghazali]] menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Salaf

== salaf ==
Kata salaf dapat diterjemahkan menjadi "terdahulu" atau "leluhur". Dalam terminologi Islam, secara umum digunakan untuk menunjuk kepada tiga generasi [[pemeluk Islam pertama]], yaitu:

* ''[[Sahabat Nabi|Ṣaḥābat]]:'' ({{lang-ar|الصحابه}}) Sahabat Nabi Muhammad, yang bertemu atau melihat kehidupan Nabi dan menyatakan keimanan serta meninggal dalam keimanan tersebut.

* ''[[Tabi'in|Tābi‘īn]]:'' ({{lang-ar|التابعين}} yang pernah bertemu atau melihat sahabat dan menyatakan keimanan, dan mati dalam keimanan tersebut.

* ''[[Tabi'ut tabi'in|Tāba‘ at-Tābi‘īn]]:'' ({{lang-ar|تابع التابعين}}) yang pernah bertemu atau melihat tabi'in kemudian menyatakan keimanan dan mati dalam keimanan tersebut.

Dalam ''[[hadits|ḥadīts]]'', Muhammad berkata tentang ''salaf'', "Masyarakat terbaik adalah mereka yang hidup dalam generasiku, kemudian generasi setelahnya, dan generasi setelahnya.

Asal penamaan Salaf dan penisbahan diri kepada manhaj Salaf adalah [[sabda]] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada putrinya [[Fatimah az-Zahra]]:'''فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ'''{{br}}
"Karena sesungguhnya sebaik-baik salaf bagi kamu adalah saya".Hadits riwayat [[Imam Bukhari]] no.5928 dan [[Imam Muslim]] no.2450.


Salaf pada saat ini berarti 'manhaj' atau cara beragama atau cara menjalankan ajaran agama islam. Jadi 'manhaj salaf' berarti menjalankan ajaran agama islam berdasarkan kepada bagaimana para sahabat rasulullah (golongan salaf) menjalankan ajaran agama ini, karena merekalah generasi yang langsung bertemu dengan [[rasul]] dan menyaksikan lansung peristiwa turunnya firman-firman [[Allah]] dan mendapat didikan langsung dari sang nabi. Sehinga dapat dikatakan golongan ini adalah golongan yang betul-betul menjalankan menurut [[syariat Islam]], dengan baik dan benar sesuai dengan yang apa yang di inginkan oleh Allah dan RasulNya, tanpa adanya tambahan dan pengurangan sedikitpun.

Saat ini orang-orang yang mengikuti golongan salaf juga bisa dikatakan yang dijamin ke absahan dan ke outentikan aqidah dan akhlaknya. karena mereka mengambil ilmu agama berdasarkan ajaran generasi salaf, tanpa ada yang dikurangi atau ditambahkan.

Salaf

Rabu, 03 Maret 2010

Niat

== Aspek Niat ==

Aspek niat itu ada 3 hal :
# Diyakini dalam hati.
# Diucapkan dengan lisan (tidak perlu keras sehingga dapat mengganggu orang lain atau bahkan menjadi [[riya]].
# Dilakukan dengan amal perbuatan.

Jadi niat akan lebih kuat bila ke tiga aspek diatas dilakukan semuanya, sebagai contoh saya berniat untuk sholat, hatinya berniat untuk sholat, lisannya mengucapkan niat untuk sholat dan tubuhnya melakukan amal sholat.
Demiikian pula apabila kita mengimani segala sesuatu itu haruslah dengan hati yang yakin, ucapan dan tindakan yang selaras.

Dengan definisi niat yang seperti ini diharapkan orang [[Islam]] atau [[Muslim]] itu tidak hanya 'bicara saja' karena dengan berniat berati bersatu padunya antara hati, ucapan dan perbuatan. Niat baiknya seorang [[muslim]] itu tentu saja akan keluar dari hati yang [[khusyu]] dan [[tawadhu]], ucapan yang baik dan santun, serta tindakan yang dipikirkan masak-masak dan tidak tergesa-gesa serta cermat. Karena dikatakan dalam suatu [[hadits]] [[Muhammad]] apabila yang diucapkan lain dengan yang diperbuat termasuk ciri-ciri orang yang [[munafik]].